Ini dia salah satu karya sang Maha Pencipta. Tau nggak, Nusa Tenggara Timur (NTT) memiliki daerah wisata yang selama ini menjadi incaran wisatawan mancanegara (wisman), karena objek yang ada di sana tidak terdapat di belahan dunia lainnya, seperti komodo (varanus comodoensis) dan danau tiga warna di puncak Gunung Kelimutu.

Kita bisa menemukan Komodo di dua objek wisata, yaitu di Pulau Komodo dan pulau Rinca, Kabupaten Manggarai Barat, atau di ujung barat Pulau Flores. Sementara itu, Danau Tiga Warna ada di Kabupaten Ende, Pulau Flores bagian tengah, adalah kawasan yang pernah menjadi tempat pembuangan Ir Soekarno (Presiden RI periode 1945-1966) semasa penjajahan Belanda.

Danau Kalimutu

Mitos dan Kepercayaan Penduduk Setempat Tentang Danau Kelimutu, Nusa Tenggara Timur

Wisata ke pulau Flores, terutama Ende, takkan lengkap jika belum mengunjungi Danau Kelimutu atau Danau Tiga Warna. Danau Kelimutu merupakan danau yang menyimpan banyak cerita dan misteri.

Nama Kelimutu merupakan gabungan dari kata Keli yang berarti gunung dan kata Mutu yang berarti mendidih. Danau ini memiliki tiga warna, yaitu, merah, biru dan putih.

Namun begitu, warna-warna selalu berubah-ubah seiring dengan perjalanan waktu. Kandungan mineral, pengaruh biota jenis lumut dan batu-batuan di dalam kawah menyebabkan perubahan warna danau Kalimutu. Menurut kepercayaan penduduk setempat, warna-warna pada danau Kelimutu memiliki arti masing-masing dan memiliki kekuatan alam yang dahsyat.

Danau atau Tiwu Kelimutu memiliki tiga bagian yang sesuai dengan warna-warna danau. Danau berwarna biru atau Tiwu Nwa Koo Fai merupakan tempat berkumpulnya jiwa-jiwa para remaja yang yang telah meninggal dan selama hidupnya melakukan kejahatan/tenung. Sedangkan danau berwarna putih tau Tiwu Ata Mbupu merupakan tempat berkumpulnya jiwa-jiwa orangtua yang telah meninggal.

Perjalanan Menuju Danau Kelimutu

Situs Rumah Adat di Kampung Moni

Perjalanan dari kota Maumere, Kabupaten Sikka, Provinsi Nusa Tenggara Timur ke Kalimutu bisa memakan waktu 3 jam. Perjalanan akan melewati jalan berkelok-kelok, jurang, tebing serta jalanan yang tidak mulus. Semua lelah akan sirna setelah memasuki Kampung Moni, kampung terdekat menuju Danau Kelimutu. Ibu-ibu menjajakan kain tenun Lio kepada para pengunjung danau tersebut.

Kampung Moni terletak di Desa Koanara, Kecamatan Wolowaru, Kabupaten Ende, yang berjarak 13 kilometer dari Danau Kelimutu. Dari Moni, perjalanan mencapai bibir danau Kalimutu membutuhkan waktu sekitar 45 menit. Danau yang menjadi salah satu dari keajaiban dunia ini, benar-benar mempesona dengan keindahan dan misteri yang tersimpan di puncak gunung setinggi 1.690 meter di atas permukaan laut itu. Biasanya para wisatawan bermalam di Kampung Moni dan baru berangkat ke Gunung Kelimutu dini hari. Kelimutu terletak sekitar 66 kilometer dari kota Ende dan 3 kilometer dariĀ  Kota Maumere.

Dari Maumere dapat menggunakan kendaraan sewa sekitar Rp.600.000 untuk perjalanan Maumere-Kelimutu-Maumere. Untuk biaya yang lebih murah, dari Maumere bisa menggunakan bis umum dengan biaya Rp.25.000, namun hanya sampai ke Kampung Moni. Tetapi, karena sulit mendapatkan bis yang tiba pagi hari, sehingga harus menginap dahulu.

Bisa juga menyewa kendaraan secara pribadi atau menyewa ojek, untuk mencapai puncak danau. Kalau dengan kendaraan sewaan, wisatawan bisa mampir ke beberapa desa tradisional dan kita bisa mengatur perjalanan sesuai kesepakatan. Biasanya sekali jalan hingga pulang, butuh waktu delapan jam dengan harga Rp. 600.000. Waktu tersebut sudah lebih dari cukup termasuk dua jam penuh menikmati Danau Kelimutu dan sekitarnya.

Pagi hari adalah waktu yang terbaik menyaksikan keindahan Danau Kelimutu. Sedangkan menjelang tengah hari dan sore, biasanya pemandangan akan terhalang kabut tebal.

Sebuah cottage dari kayu adalah salah satu alternatif penginapan di Kampung Moni sebelum atau sesudah mengunjungi Danau Kelimutu. Tarif yang relatif murah dan pemandangan alam yang menarik merupakan kenikmatan bagi wisatawan dengan dana terbatas.

Sumber : infolibur.com