Sentra Keramik Plered merupakan tempat wisata yang harus anda kunjungi karena pesona keindahannya tidak ada duanya. Penduduk lokal daerah purwakarta juga sangat ramah tamah terhadap wisatawan lokal maupun wisatawan asing.
Kelompok Kerja Klaster Industri Kerajinan Keramik Plered yang berada di bawah binaan Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah, Departemen Perindustrian bekerja sama dengan UPTD Litbang Keramik Plered sebagai instansi di bawah Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Penanaman Modal
Kabupaten Purwakarta didukung secara akademis oleh Tim HI-LINK yang merupakan satgas kemitraan perguruan tinggi bagi masyarakat pengrajin dari FSRD-Institut Teknologi Bandung.
Plered Sebagai Sentra Keramik Nasional
Sejarah Plered tidak lepas dari sejarah keramik dan perjuangannya. Wilayah Plered, Cirata, Gandasoli dan Citalang termasuk kota atau desa yang tua di Kabupaten Purwakarta. Sejarah Plered dan keramik sudah ada sejak jaman Neolitikum. Pada jaman tersebut, sudah ada penduduk yang berdatangan ke daerah Cirata menyusuri sungai Citarum. Dari hasil penggalian di area Cirata, peninggalan dari batu, kapak persegi, alat untuk menumbuk dan alu dari batu, termasuk ditemukan belanga dan periuk dari tanah liat, juga ditemukan adanya panjunan (anjun) tempat membuat keramik.
Asal muasal nama Plered mempunyai beragam versi: di antaranya nama tersebut berasal dari masa tanam paksa ketika pada waktu tersebut daerah ini menjadi tempat penanaman kopi yang hasilnya diangkut menggunakan pedati-pedati kecil yang ditarik oleh kerbau (disebut Palered). Pedati pengangkut kopi tersebut dibuat dari papan kayu baik roda mau pun pedatinya, sehingga kuat sekali kalau melalui jalan berlumpur. Pengangkutan kopi tersebut menuju Cikawao Bandung. Selanjutnya, kopi kopi tersebut diangkut menggunakan rakit ke Tanjung Priok menyusuri sungai Citarum.
Pembuatan keramik Plered memang sudah berlangsung turun temurun dan sudah ada sejak tahun 1904. Awalnya, masyarakat sekitar membuat keramik dari tanah liat merah dan termasuk gerabah ini untuk memenuhi perkakas rumah tangga. Tapi, pada perkembangannya kerajinan tersebut mampu menjadi sumber pendapatan tersendiri bagi masyarakat sekitar.
Perkembangan Kerajinan Keramik Plered
Keramik sebagai bentuk kerajinan sudah ada sejak jaman kolonial Belanda. Pada tahun 1795, Citalang merupakan sentra lio-lio (tempat pembuatan genteng dan batu bata). Sejak saat itu, fungsi ijuk/daun kelapa sebagai penutup atap rumah mulai tergantikan oleh atap genteng. Mulai tahun 1935, produk gerabah yang diglasir di Plered menjadi industri rumah tangga. Pada tahun tersebut, terdapat perusahaan Belanda yang membuka pabrik glasir bernama Hendrik De Boa.
Pada jaman kolonial Jepang, kerajinan keramik mengalami kemunduran akibat penduduknya harus bekerja sebagai romusha. Sementara itu, Jepang telah menguasai pabrik De Boa dan mengganti namanya menjadi Toki Kojo. Meski begitu, aktifitas perusahaan tersebut tetap berjalan.
Pada masa kemerdekaan, produksi gerabah dan keramik di Plered nyaris berhenti total karena keterlibatan penduduk dalam gerakan perjuangan. Setelah penyerahan kedaulatan tanggal 29 Desember 1949, keadaan Plered berangsur membaik, sehingga produksi gerabah dan keramik mulai bangkit kembali. Puncaknya pada tahun 1950, Bung Hatta secara resmi membuka Induk Keramik yang gedungnya dekat Gonggo. Pada masa itu mesin-mesin dari Jerman mulai berdatangan, sehingga industry keramik Plered mencapai masa kejayaannya karena produktivitasnya relatif tinggi. Selain itu, Induk Keramik berjasa dalam membimbing industri rumah tangga hingga berkembang pesat. Saat ini, tercatat sekitar 264 unit usaha keramik yang mempekerjakan 3000 orang dengan nilai produksi berkisar 8,5 milyar rupiah. Hasil produksinya pun telah merambah pasar Asia, Aropa, dan Amerika
Daya Tarik Wisata
Kota purwakarta juga terkenal akan keindahan obyek wisatanya, salah satu contohnya adalah Obyek Wisata Sentra Keramik Plered di Purwakarta Jawa Barat ini. Obyek Wisata Sentra Keramik Plered di Purwakarta Jawa Barat merupakan obyek wisata budaya yang sangat di gemari oleh masyarakat purwakarta dan sekitarnya.
Plered sebagai sentra industri keramik, sehingga tak heran jika beragam keramik unik bisa anda beli sebagai oleh-oleh. Bentuknya beraneka ragam dan relatif murah. Sentra industri keramik Plered berada di wilayah selatan Kabupaten Purwakarta. Plered merupakan satu kecamatan yang memiliki luas wilayah 36,79 km persegi dengan jumlah penduduk 54,337 jiwa. Sentra industri kecil ini terletak di Desa Anjun, Citeko, dan Desa Pamoyanan. Plered terkenal sebagai daerah penghasil keramik. Dari tempat ini, berbagai bentuk dan ukuran keramik tercipta. Ada yang kecil, sedang hingga besar dengan berbagai aneka desain.
Di sepanjang jalan tampak berjejer pajangan keramik yang menarik perhatian. Berbagai bentuk gerabah, mulai dari perabotan rumah tangga hingga mainan anak-anak bisa menjadi suvenir yang menarik. Bila berkunjung langsung, selain bisa menyaksikan langsung pembuatan keramik, Anda juga bisa mendapatkan harga lebih murah. Keramik tersebut berharga mulai dari Rp 5.000,- sampai ratusan ribu rupiah. Seperti keramik jenis pot sederhana bisa anda peroleh dengan membayar Rp5.000. Sementara itu, pot ukuran sedang berbentuk buah-buahan bisa anda dapatkan dengan harga Rp 6.000-7.000.